Fenomena ‘pretty privilege’ bukan lagi hal baru di keseharian. Mengutamakan seseorang berdasarkan penampilan sering terjadi bahkan mungkin kita sendiri pernah melakukan atau mengalami. ‘Pretty previlege’ juga sering terjadi di dunia kerja. Berdasarkan penelitian, mereka yang rupawan bahkan bisa digaji lebih besar.
Temuan tersebut diungkap Standout-CV yang mensurvei lebih dari seribu orang Amerika Serikat di atas 18. Para partisipan kemudian diminta untuk menilai penampilan mereka sendiri dari skala 1 sampai 10. Dari sana, terungkap berbagai temuan menarik mengenai hubungan antara tingkat kepercayaan diri atau penampilan menarik dengan penghasilan.
“Kami meminta responden untuk menilai seberapa menarik mereka secara konvensional dan membandingkannya dengan seberapa sukses mereka, untuk mengetahui seberapa jauh penampilan (atau kepercayaan diri) benar-benar mempengaruhi karier,” tulis peneliti dari Standout-CV, pusat pembuatan resume virtual, dalam laporannya untuk Maret 2025.
Berdasarkan data tersebut, ditemukan bahwa mereka yang (merasa) berpenampilan menarik rata-rata berpenghasilan $ 19.945 (Rp 336 jutaan) lebih banyak daripada mereka yang menilai dirinya kurang menarik. Tak hanya itu, para partisipan yang sudah berada di jabatan manajerial bahkan CEO mengakui bahwa visual mereka memang membantu mencapai posisi tersebut.
“Para CEO dua kali lebih mungkin menilai diri mereka sangat menarik daripada pekerja yang menganggap diri mereka ‘rata-rata’ atau ‘tidak menarik’. Secara konsisten ada korelasi yang jelas antara kekuasaan dan daya tarik yang dirasakan saat kamu naik pangkat,” kata peneliti
Sebanyak 46% responden yang merasa tidak menarik (menilai diri mereka sendiri antara 1 hingga 3 dari 10) mengatakan penampilan mereka memang mempengaruhi karier mereka secara negatif.
Selagi survei membuktikan bahwa penampilan memang berpengaruh di tempat kerja. Banyak profesional yang merasa tertekan untuk selalu tampil menawan. Berdasarkan polling, banyak orang menyisihkan penghasilan mereka untuk membeli makeup atau busana untuk menunjang gaya yang sayangnya tidak selalu ditunjang dengan penghasilan.
“Empat dari lima (78,86%) responden mengatakan bahwa mereka sering atau terkadang merasa perlu mengeluarkan uang untuk produk-produk yang berhubungan dengan penampilan (pakaian, tata rias, dandanan) untuk memenuhi harapan profesional di industri mereka,” jelas peneliti.