Berpose cantik di kedai kopi estetik kini menjadi sebuah ‘kewajiban’ tapi pastikan untuk tetap peka dengan lingkungan sekitar. Seorang politisi menerima hujatan karena fotonya yang dianggap merendahkan. Berita mengenai posenya di kafe yang kontroversial mengundang banyak pembaca dalam sepekan belakangan.
Adalah Suwadee Puntpanich, anggota partai Sang Thai sekaligus direktur eksekutif Thonburi Healthcare Group yang baru-baru ini berbagi foto di sebuah kafe penuh cermin. Selagi wanita cantik itu berpose dengan minuman dan makanan manis, terlihat para pekerja di belakangannya yang sedang menyortir daun-daun tembakau.
Suwadee tentu sadar dengan pemandangan foto tersebut. Dalam postingannya, ia menjelaskan bahwa tempat itu terbagi menjadi kafe dan pabrik tembakau. “Kafe ini mengalihkan sebagian pabrik pemilahan daun tembakau menjadi kedai kopi. Kamu bisa melihat cara hidup mereka,” tulisnya.
Postingan dan tulisan Suwade mungkin tidak dimaksudkan untuk menyinggung siapapun. Namun sebagian netizen menganggap politisi tersebut punya pikiran yang dangkal sekaligus merendahkan para pekerja di kafe Yen.CNX tersebut. Sejumlah orang menyoroti pemandangan di kafe yang seperti kebun binatang manusia karena menampilkan Suwade menikmati hidangan cantik selagi orang-orang yang lebih rendah dalam segi pendapatan sedang bekerja.
“Jendela kaca membagi kelas, dengan orang kaya duduk di ruangan ber-AC sambil menyeruput kopi, sementara orang miskin bekerja keras untuk hiburan orang kaya,” tulis netizen.
“Kamu (pemilik kafe) sudah mengganggu hak asasi manusia para pekerja, membiarkan orang-orang menonton mereka, mengambil foto, dan mengunggahnya tanpa izin,”
“Lebih kejam lagi bahwa mereka bukanlah aktor, tetapi pekerja sungguhan yang mengorbankan bukan hanya kenyamanan tetapi juga harga diri mereka untuk mencari nafkah,” kata yang lain.
Mengetahui fotonya jadi viral dan menimbulkan kontroversi, Suwade pun membela diri dengan mengatakan bahwa bahwa neneknya dulu juga seorang pemilah daun tembakau. Dikatakan jika suasana tersebut diunggah karena membangkitkan kenangan masa kecilnya saat berlarian di pabrik tembakau.
Di akun media sosialnya, kafe Yen.CNX mengatakan bahwa pabrik tersebut sudah dikelola oleh keluarga pemilik kafe secara turun-temurun. Mereka sengaja mengubah sebagian ruang pabrik menjadi kafe dan mendesain jendela kaca untuk tempat pembelajaran dan menyampaikan cerita dari para pekerja. Mereka juga mengaku selalu menjaga martabat semua pekerja dan memberi bayaran yang sepadan.
Dilansir SCMP, kesenjangan pendapat menjadi salah satu masalah di Thailand. Di Negeri Gajah Putih, seringkali para pekerja pabrik digaji dengan upah minimum negara sekitar 350 baht (Rp 176 ribuan) per hari.